Web Presiden baru-baru ini berhasil dijebol oleh
sesorang yang bernama Wildan. Dia mengaku
melakukan aksi ini hanya untuk keisengan semata. hanya mengganti tampilan. Menurut
Direktur II Tindak Pidana Ekonomi Khusus Bareskrim Polri Brigadir Jenderal
(Pol) Arief Sulistyo, di Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian (STIK), Jakarta
Selatan, Selasa (29/1/2013). Menjelaskan, Wildan mengganti tampilan asli halaman
depan situs Presiden. Saat diretas, laman tersebut menampilkan latar belakang
hitam dengan tulisan warna hijau di bagian atas yang berbunyi "Hacked by
MJL007", sementara di bawahnya tertera sebuah logo dan tulisan
"Jemberhacker Team" berwarna putih.
Penangkapan Wildan memicu reaksi kelompok peretas
internasional terkemuka, Anonymous. Mereka pun menyatakan "perang"
terhadap Pemerintah Republik Indonesia dengan menumbangkan situs-situs
berdomain ".go.id". Satu per satu situs-situs pemerintah
bertumbangan dan dengan target utama kembali melumpuhkan situs Presiden SBY.
Sejak Selasa malam sampai Rabu dini hari, tak kurang dari tujuh domain telah
dilumpuhkan dan sebagian di-deface alias diganti tampilan berisi pesan
peringatan. Situs-situs yang sudah dilumpuhkan antara lain beberapa sub-domain
di situs KPPU, BPS, KBRI Tashkent, Kemenhuk dan HAM, Kemensos, dan
Kemenparekraf, bahkan Indonesia.go.id
"Government of Indonesia, you cannot
arrest an idea NO ARMY CAN STOP US #Anonymous #OpFreeWildan #FreeAnon"
(Pemerintah Indonesia tidak dapat membelenggu sebuah pemikiran. Tidak ada
pasukan apa pun yang dapat menghentikan kami), demikian pernyataan di akun
Twitter kelompok peretas tersebut.
Anonymous mengatakan, seharusnya Pemerintah Republik Indonesia berterima
kasih kepada pemuda itu, yang kemudian diketahui bernama Wildan, karena telah
menunjukkan kelemahan system dalam situs tersebut."Apakah kalian akan tahu kelemahan sistem website nya? Dan apakah kalian ingin jika website itu dibobol oleh seorang peretas yang tidak bertanggung jawab bahkan kemungkinan data-data bisa hilang, dan bagaimana jika website itu diambil oleh tangan asing yang bukan berasal dari Indonesia?" tulis Anonymous dalam pernyataan tersebut.
Dalam penutup pernyataan tersebut, Anonymous pun berharap Pemerintah Republik Indonesia mendengarkan mereka.
"We live for nothing, we die for something", tutup Anonymous.
Sejak Selasa malam sampai Rabu dini hari, tak kurang dari tujuh domain telah dilumpuhkan dan sebagian di-deface alias diganti tampilan berisi pesan peringatan. Situs-situs yang sudah dilumpuhkan antara lain beberapa sub-domain di situs KPPU, BPS, KBRI Tashkent, Kemenhuk dan HAM, Kemensos, dan Kemenparekraf, bahkan Indonesia.go.id.
SUMBER : nasional.kompas.com
tekno.kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar