Sabtu, 05 Januari 2013

Dampak game online pada anak



Menurut Poetoe (2012), Game Online adalah game yang bersifat dunia maya dan biasanya dimainkan di dalam PC/laptop serta menggunakan media internet sehingga user dari berbeda tempatpun bisa bermain bersama dalam satu waktu dan permainan yang sama. Game online dapat menyebabkan kecanduan bagi pemainnya. Kecanduan game-online ini memiliki dampak bagi psikologis anak. Jika anak bermain game dengan benar, tentu tidak akan memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap perkembangan anak, bahkan menurut Sampurno (2012) game online dapat menjadi ajang melatih konsentrasi dan menurut Poetoe (2012) menyebutkan bahwa game-online dapat membuat anak mahir menggunakan komputer. Yang menjadi masalah adalah game-online dapat membuat anak menjadi kecanduan sehingga anak dapat menghabiskan sebagian besar waktunya di depan komputer/laptop dan hal ini dapat menghambat perkembangan sosial anak karena menurut A.N (2011) game-online akan mengurangi aktivitas positif yang seharusnya dijalani oleh anak pada usia perkembangan mereka.

Dampak positif bermain games online pada anak: 
  • Game online dapat berfungsi sebagai wadah bersosialisasi anak dengan pemain lain. Bahkan dengan pemain yg berasal dari negara yang berbeda. Hal ini juga dapat melatih anak dalam mempelajari bahasa asing.
  • Game online menambah wawasan anak, terutama dalam hal menyusun strategi. Beberapa game juga ada yang memberikan quiz tentang pengetahuan umum yang dapat memperkaya wawasan anak.
  • Game online juga dapat berfungsi sebagai media hiburan bagi anak.
  • Game online juga dapat melatih anak bekerja sama dalam team atau kelompok. Contohnya seperti game dota.
Dampak negatif  bermain games online pada anak:
  • Anak belajar dari apa yang dilihatnya. Game online yang berbau kekerasan dapat menyebabkan anak mengikuti karakter game tersebut. Anak yang terus-menerus bermain game online dapat mengabaikan lingkungan sekelilingnya dan lebih mengutamakan dunia maya.
  • Game online dapat menyebabkan kecanduan sehingga anak betah berlama-lama di depan komputer. Hal ini dapat menyebabkan berkurangnya waktu istirahat anak yang dapat mempengaruhi kegiatannya, terutama aktivitasnya di sekolah.
  • Game online juga dapat mengajarkan anak untuk taruhan atau berjudi meskipun dengan uang game.
  • Dapat menyebabkan ketegangan emosional antara orang tua dengan anak yang kecanduan game online.
  • Dapat merusak sistem saraf otak anak sehingga dapat menurunkan kecerdasan, konsentrasi, memicu perilaku agresif, autis dan penyakit lainnya seperti kerusakan mata, obesitas, gangguan pertumbuhan dan sosial.
  • Ketika anak tidak memeliki uang untuk bermain,anak akan melakukan segala macam cara, termasuk berbuat kriminal.
Solusi mengatasi kecanduan game online, menurut Dian, Koordinator Yayasan Sahabat Kapas  seharusnya orang tua memberikan alternatif kegiatan. Anak usia 7-18 tahun semestinya bisa melakukan kegiatan yang lebih bermanfaat daripada sekadar menghabiskan waktu bermain game online.

Menurut Juliani (Psikolog dari Universitas Muhammadiyah Surakarta) menyarankan orang tua untuk secara intens menjalin komunikasi dengan anaknya. Kemudian mengubah cara berkomunikasi, dari semula selalu menuntut, beralih menjadi pendamping dan teman bagi si anak. “Kuncinya di orang tua dan keluarga, yang memang sering berinteraksi dengan anak-anak,” ujarnya.

Sumber :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar