Jumlah penduduk Kabupaten Bekasi pada tahun 2004
mencapai 1.950.209 jiwa. Bila dilihat dari rasio penduduk berdasarkan kelamin
adalah 1,04 banding 1,00, dimana jumlah penduduk laki-laki sebanyak 996.150
jiwa dan perempuan 954.054 jiwa. Adapun laju pertumbuhan penduduk hasil
perhitungan sensus tahun 2000 sebesar 4,23 % terdiri dari migrasi
2,33 % dan alamiah 1,90 %. Pada tahun 2005 jumlah penduduk Kabupaten
Bekasi bertambah menjadi 2.027.902 jiwa atau mengalami pertumbuhan sebesar
3,98 % dari tahun sebelumnya.Penduduk bekasi mayoritas merupakan pendatang
sehingga tak heran jika banyak budaya nya pn telah banyak berakulturasi.
Sebagian besar wilayah Bekasi adalah dataran
rendah dengan bagian selatan yang berbukit-bukit. Ketinggian lokasi antara 0 –
115 meter dan kemiringan 0 – 250 meter. Kabupaten Bekasi yang terletak di
sebelah Utara Propinsi Jawa Barat dengam mayoritas daerah merupakan dataran
rendah, 72% wilayah Kabupaten Bekasi berada pada ketinggian 0-25 meter di atas
permukaan air laut. Berdasarkan karakteristik topografinya, sebagian besar
Kabupaten Bekasi masih memungkinkan untuk dikembangkan untuk kegiatan
budidaya,Terutama untuk budidaya ikan di tambak ataupun untuk budidaya hewan
domestik seperti ayam dan kambing. Jenis tanah di Kabupaten Bekasi
diklasifikasikan dalam tujuh kelompok. Kelompok yang paling layak untuk
pengembangan pembangunan memiliki luas sekitar 16.682,25 Ha (81,25%), yang
terdiri dari jenis asosiasi podsolik kuning dan hidromorf kelabu; komplek
latosol merah kekuningan, latosol coklat, dan podsolik merah; aluvial kelabu
tua; asosiasi glei humus dan alluvial kelabu; dan asosiasi latosol merah,
latosol coklat kemerahan, dan laterit. Klasifikasi cukup layak seluas 3.745,04
Ha (18,24%), terdiri dari jenis tanah asosiasi alluvial kelabu dan alluvial
coklat kekelabuan. Sisanya sekitar 104,71 Ha (0,51%) dari jenis podsolik kuning
merupakan areal yang kurang layak untuk pembangunan.
Ditinjau dari tekstur tanahnya, sebagian besar
wilayah ini memiliki tekstur tanah halus sekitar 15.555,04 Ha (75,76%) dan
bertekstur sedang sekitar 4.755,21 Ha (23,16%) berada di sebelah utara dan
sebelah selatan yakni, sedangkan sisanya sekitar 221,75 Ha atau 1,08%
bertekstur kasar berada di sebelah barat. Tingkat kepekaan tanah terhadap erosi
cukup baik/stabil. Tingkat kepekaan ini diklasifikasikan tiga bagian yakni
stabil (tidak peka), peka, dan sangat peka. Sekitar 17.220,19 Ha (83,87%) dari
luas lahan merupakan lahan stabil yang layak untuk dikembangkan untuk berbagai
macam kegiatan perkotaan. Seluas 3.127,02 Ha (15,23%) dari lahanya memiliki
kondisi peka dan masih cukup layak untuk dibangun. Sedangkan di bagian selatan,
lahnnya sangat peka terhadap erosi yakni sekitar 184,79 Ha (0,9%), kurang layak
untuk dikembangkan. Adanya beberapa sungai yang melewati wilayah Kabupaten
Bekasi merupakan potensi sebagai sumber air untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat. Di Kabupaten Bekasi terdapat enam belas aliran sungai besar dengan
lebar berkisar antara 3 sampai 80 meter, yaitu sebagai berikut Sungai Citarum,
Sungai Bekasi, Sungai Cikarang, Sungai Ciherang, Sungai Belencong, Sungai
jambe, Sungai Sadang, Sungai Cikedokan, Sungai Ulu, Sungai Cilemahabang, Sungai
Cibeet, Sungai Cipamingkis, Sungai Siluman, Sungai Serengseng, Sungai Sepak dan
Sungai Jaeran.
Selain itu, terdapat 13 situ yang tersebar di
beberapa kecamatan dengan luas total 3 Ha sampai 40 Ha, yaitu Situ Tegal
Abidin, Bojongmangu, Bungur, Ceper, Cipagadungan, Cipalahar, Ciantra, Taman,
Burangkeng, Liang Maung, Cibeureum, Cilengsir, dan Binong. Saat ini kebutuhan
air di Kabupaten Bekasi dipenuhi dari 2 (dua) sumber, yaitu air tanah dan air
permukaan. Air tanah dimanfaatkan untuk pemukiman dan sebagian industri.
Kondisi air tanah yang ada di wilayah Kabupaten Bekasi sebagian besar merupakan
air tanah dangkal yang berada pada kedalaman 5 – 25 meter dari permukaan tanah,
sedangkan air tanah dalam pada umumnya didapat pada kedalaman antara 90 – 200
meter. Air permukaan, seperti sungai, dimanfaatkan oleh PDAM untuk disalurkan
kepada konsumennya, baik permukiman maupun industri.
Kabupaten Bekasi dipimpin oleh bupati Hj. Neneng
Hasanah Yasin dan wakil bupati H. Rohim Mintareja yang dicalonkan oleh fraksi Golkar, yang
memerintah dari tahun 2012. Neneng Hasanah Yasin adalah calon dari Partai
Golkar dan H. Rohim Mintareja dari partai Demokrat. Neneng Hasanah Yasin
adalah anggota DPRD jawa barat. Rohim Mintareja adalah anggota DPRD Kab. Bekasi
dari Dapil DPRD Kab. Bekasi 1 yang bertugas di Komisi C. Pasangan ini cukup
kuat di daerah pebayuran, tambun, cibitung, cikarang barat, cibarusah,
terkecuali di cikarang selatan yang mayoritas memilih pasangan Darip Maulana
dan Jejen Sayuti.
sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Bekasi